Asisten III Setda Provinsi Bengkulu Nandar Munadi yang memimpin rapat menjelaskan, mobilisasi bahan material untuk proyek yang sedang dikerjakan di Pulau Enggano harus lancar tanpa hambatan.
Karena menurutnya, dengan lancarnya bahan material yang masuk maka tentu proyek yang sedang dikerjakan itu dapat berjalan baik dan bisa diselesaikan sesuai target.
"Tadi kita bahas bagaimana percepatan pembangunan di Pulau Enggano yang sudah berjalan sejak tahun 2023 dan akan berakhir pada tahun 2024. Jadi jangan sampai ada hambatan-hambatan dan proyek di Pulau Enggano dapat berjalan sesuai dengan rencana," sebut Nandar Munadi, usai rapat.
Lanjutnya, selama ini Proyek Strategis Nasional di Pulau Enggano tidak ada hambatan yang berarti, namun diakuinya kondisi Pulau Enggano berbeda dengan proyek lainnya, karena Pulau Enggano itu terletak di Samudera Hindia dan tidak bisa dilewati jalur darat.
"Untuk itu kita ingin pastikan mobilisasi bahan material ke Pulau Enggano dapat lancar sehingga proyek dari pemerintah pusat ini dapat terus berkelanjutan," demikian ujar Nandar.
Senada dengan hal itu, Kepala Dinas PUPR Provinsi Bengkulu Tejo Suroso mengatakan, pembangunan infrastruktur di Pulau Enggano sudah dimulai sejak November 2023 lalu dan akan berakhir pada September 2024 mendatang.
"Adapun pekerjaan proyek yang dilakukan yaitu, jalan lintas di Pulau Enggano sejauh 32, 9 kilometer, pengaman pantai serta jalan lingkungan yang merupakan Proyek Strategis Nasional," jelas Tejo.
Lanjutnya, untuk kelancaran bahan logistik dan material pendukung proyek di Pulau Enggano memang diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, mengingat Pulau Enggano berada di jalur Samudera Hindia sehingga perlu akses yang baik, seperti kesiapan pelabuhan maupun kapal penyeberangan.
"Kami bahas hari ini bersama stakeholder terkait agar mobilisasi logistik dan material ke Pulau Enggano dapat lancar tanpa ada kendala," demikian ungkap Tejo. [AM]