PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah memasuki tahun terakhir, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pencegahan stunting berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menuju bangsa yang maju dan berkualitas.
Awal tahun ini, Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu kembali menggaungkan program percepatan penurunan stunting di provinsi yang berpenduduk dua juta jiwa lebih itu. Sosialisasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan PPS tersebut digelar bersama mitra kerja Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan pemerintah daerah dalam rangka menyasar target sebesar 12 persen prevalensi stunting di Bumi Rafflesia.
Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu M.Iqbal Apriansyah dalam laporannya pada kegiatan sosialisasi di Desa Sidodadi, Kecamatan Pondok Kelapa menyebutkan, sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pola asuh dan perubahan perilaku dalam pengasuhan yang baik.
"Agar tumbuhnya generasi yang sehat, bebas dari stunting menuju bangsa yang berkualitas," ujar Iqbal, Senin (22/1).
Di depan peserta sosialisasi Iqbal Apriansyah mengajak masyarakat agar dapat merubah perilaku dalam pengasuhan kepada bayi. Pengasuhan dimulai sejak janin dalam kandungan hingga anak berusia dua tahun.
Mendidik anak sejak dalam kandungan menjadi salah satu upaya penting yang dapat dilakukan untuk mencetak generasi sehat. Pasalnya, sejak masih berada dalam kandungan, janin sudah melalui masa tahapan belajar dan mulai terbentuk.
"Berikan ASI saja kepada bayi selama enam bulan, setelah itu baru makan pendamping ASI karena pada tahap tersebut bayi mulai menunjukkan pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, dan memerlukan tambahan makanan padat untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya," pesan Iqbal.
Dia pun menegaskan, Sosialisasi PPS juga untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat agar menghasilkan generasi lahir bebas dari stunting. Karena, untuk mencegah stunting perlu menumbuhkan pengetahuan kesadaran untuk berperilaku baik dalam pengasuhan, dengan harapan dapat memberikan asupan gizi yang seimbang.
Pengasuhan yang baik, dimulai sejak dalam kandungan, karena perkembangan otak manusia dimulai dari sejak berada di dalam kandungan, yaitu pada saat minggu ke-3 hingga minggu ke-4 setelah terjadi pembuahan. Setelah bayi dilahirkan, otak terus mengalami perkembangan, mulai dari masa kanak-kanak hingga usia remaja.
Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati mengajak masyarakat untuk hadir menjadi bagian penting dalam pencegahan stunting. "Untuk cepat menurunkan angka stunting perlu ada strategi terpadu dari peran berbagai komponen serta optimalisasi peran Tim Pendamping Keluarga (TPK)," ujar Elva.[Rls]