"Saya sangat mengapresiasi kelompok pemuda yang dengan aktif melestarikan seni daerah mereka, khususnya Kuda Kepang atau kuda lumping. Ini perlu dilakukan agar seni ini tidak mengalami kepunahan," ungkap Sujono pada Minggu, 4 Februari 2024.
Menunjukkan perhatiannya terhadap pelestarian seni dan budaya lokal, Sujono merencanakan bantuan untuk kelompok seni, terutama kelompok seni Kuda Lumping di Bengkulu Utara dan Bengkulu Tengah pada tahun 2024.
"Pada tahun 2024, ada bantuan untuk kelompok seni, khususnya kuda lumping. Insha Allah, akan ada empat kelompok, dua di Bengkulu Utara dan dua di Bengkulu Tengah, dengan total anggaran sekitar Rp 200 juta," kata Sujono.
Lebih lanjut, Sujono mendorong kerjasama antara berbagai kelompok seni untuk memastikan keberlanjutan warisan budaya.
"Kami juga mendorong kelompok seni lainnya untuk mengajukan proposal, sehingga warisan budaya kita tidak mengalami kepunahan. Karena saya melihat sangat sedikit yang melestarikan seni daerah kita," tambahnya.
Sujono menyoroti kasus khusus di Bengkulu Utara di mana kelompok seni Kuda Lumping melibatkan orang-orang suku Rejang. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar kelompok etnis, seperti antara suku Jawa dan Rejang, untuk menjaga dan mengembangkan praktik budaya autentik ini.
"Jika kita terus mendorong kolaborasi seperti ini, karena inikan memang kebudayaan asli kita," tegasnya.