Mengenakan pakaian muslim serba hitam, Gubernur Rohidin disambut Ketua Umum IKJPP Provinsi Bengkulu M. Saleh.
Pada Kesempatan tersebut, Gubernur Rohidin menyambut baik hadirnya masyarakat Ikatan Jang Pat Petulai Provinsi Bengkulu, terlebih suku Rejang di Bengkulu merupakan suku terbesar yang memiliki aksara sendiri.
"Hari ini saya menghadiri Halal Bihalal Ikatan Keluargo Jang Pat Petulai Bengkulu. Rejang ini merupakan salah satunya suku terbesar yang memiliki aksara sendiri," kata Gubernur Rohidin.
Gubernur Rohidin juga menyampaikan, beberapa waktu lalu Pemerintah Provinsi Bengkulu berhasil meraih penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim, Jumat (2/5) lalu, terkait upaya Pemerintah Daerah dalam menjaga bahasa daerah salah satunya bahasa Rejang.
Penghargaan yang diberikan oleh Mendikbudristek selaras dengan adanya salah satu anak SD yang berasal dari suku Rejang berpidato di hadapan Mendikbudristek.
"Kita bersyukur Provinsi Bengkulu mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi terkait pelestarian bahasa daerah bahasa ibu, salah satunya bahasa Rejang ini. Kita apresiasi penuh," kata Rohidin.
"Waktu itu ada anak SD orang Rejang berpidato dengan bahasa Rejang dan mendapat apresiasi sangat tinggi maka PÅ•ovinsi Bengkulu mendapatkan penghargaan dalam upaya menjaga bahasa daerahnya," lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Umum IKJPP Provinsi Bengkulu M. Saleh menambahkan, hadirnya IKJPP di Bengkulu saat ini diharapkan dapat membantu dan bersinergi bersama Pemerintah ÄŽaerah dalam membangun Provinsi Bengkulu.
"Alhamdulilah kita dapat menjalankan Halal Bihalal IKJPP secara rutin setiap tahun, selain itu hadirnya IKJPP ini dapat bersama, bersinergi membangun Provinsi Bengkulu yang berkemajuan," ungkap M. Saleh.
Untuk diketahui, berdasarkan catatan sejarah, asal-usul suku Rejang berasal dari Rhe Jang Hiang, yaitu seorang leluhur suku Rejang yang berasal dari Mongolia.
Rhe Jang Hiang dipercaya singgah dan menetap di wilayah Bengkulu pada tahun 2090 sebelum masehi (SM). Bersama kelompoknya, Rhe Jang Hiang mendirikan perkampungan di Kutai Nuak yang berada di Napal Putih, Bengkulu Utara.