PedomanBengkulu.com - Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Pemerintah Daerah BSSN menyelenggarakan kegiatan Bimbingan Teknis Kesiapsiagaan Insiden Keamanan Siber pada CSIRT Pemerintah Daerah yang Teregistrasi di Hotel Grand Savero, Bogor.
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 29-31 Mei 2024 ini melibatkan 150 peserta dari tim tanggap insiden siber, atau yang lebih dikenal dengan CSIRT, dari organisasi pemerintah daerah untuk gelombang kedua.
Bimtek gelombang kedua ini dibuka oleh Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BSSN Sulistyo.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan bahwa Indonesia harus siaga menghadapi ancaman kejahatan siber, termasuk kejahatan penyalahgunaan data.
Sulistyo juga menyampaikan bahwa bimbingan teknis ini termasuk program prioritas nasional tahun 2024 dalam hal peningkatan kapasitas sumber daya manusia CSIRT.
“Bimbingan teknis ini merupakan kegiatan simulasi teknis dalam melakukan penanganan insiden keamanan pada dunia teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga para peserta dapat meningkatkan kapabilitas dalam melakukan respon dan penanggulangan insiden siber,” ujar Sulistyo.
Selanjutnya, para peserta melakukan sesi simulasi kasus serangan siber yang menargetkan sistem pemerintahan berbasis elektronik. Para peserta juga berbagi pertanyaan dan pencegahan terkait penanganan insiden siber secara mendalam mengenai langkah-langkah yang harus diambil dalam setiap tahap penanganan insiden siber.
Harapan dari kegiatan ini, pemerintah daerah dapat menyusun profil risiko yang ada di masing-masing instansi untuk menjadi dasar dalam mengelola potensi risiko siber yang mungkin muncul kedepannya.
Untuk Kota Bengkulu, Pemerintah Kota (Pemkot) diwakili oleh tim dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Arif Nur Riyadi.
Dalam kesempatan tesebut, tim Kota Bengkulu dinobatkan sebagai peserta terbaik ke-2 se-Indonesia. Ini dikarenakan tim Kota Bengkulu berperan aktif dalam sesi bimtek, mulai dari mengajukan pertanyaan dan membantu menjawab dari peserta lainnya, serta dinilai dari bobot setiap pertanyaan dan jawaban.
Sementara untuk challenge (tantangan) sesi akhir Kota Bengkulu mendapat peringkat 24 dari 55 tim. Ini juga sebagai capaian yang luar biasa untuk tim dari Kota Bengkulu.