Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Heboh Banget Paskibra Melepas Jilbab: Kenapa Ini Dibesar-besarkan?

Oleh: Saeed Kamyabi 

Belakangan ini, media sosial dan berbagai platform berita ramai memperbincangkan kasus anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) yang melepas jilbab. Kejadian ini menimbulkan kontroversi besar di masyarakat, menimbulkan berbagai pendapat yang beragam. Menariknya, banyak kejadian lain yang juga melibatkan pelepasan pakaian, seperti seragam atau bahkan pakaian minim di berbagai acara, yang tidak menimbulkan kehebohan serupa. Hal ini memunculkan pertanyaan mendasar: Kenapa pelepasan jilbab ini begitu dibesar-besarkan?

Jilbab dan Iman: Lebih dari Sekadar Pakaian

Jilbab bukan sekadar pakaian. Bagi seorang Muslimah, jilbab adalah simbol ketaatan kepada Allah, perwujudan dari perintah-Nya untuk menjaga aurat. Sebagaimana yang tertuang dalam Al-Qur'an surah An-Nur ayat 31, Allah memerintahkan kepada para wanita beriman untuk menutupkan jilbab ke seluruh tubuh mereka sebagai bentuk perlindungan dan tanda ketaatan.

Melepas jilbab di hadapan publik bukan hanya dianggap sebagai tindakan yang bertentangan dengan syariah, tetapi juga bisa dipandang sebagai indikasi goyahnya iman. Hal inilah yang membuat pelepasan jilbab menjadi isu sensitif dan menimbulkan reaksi keras dari masyarakat Muslim. Jilbab adalah identitas religius yang kuat, dan melepasnya di ruang publik dapat dilihat sebagai tindakan yang mempengaruhi nilai-nilai keimanan dan moralitas.

Syariah dan Kehormatan 

Syariah Islam sangat menekankan pentingnya menutup aurat sebagai bagian dari menjaga kehormatan diri. Sejak zaman dahulu, umat Islam sangat menjunjung tinggi konsep menutup aurat sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Sebelum datangnya Islam, beberapa suku Arab bahkan melakukan tawaf di Ka'bah dalam keadaan telanjang. Namun, setelah dakwah Nabi Muhammad SAW, iman datang dan syariah ditegakkan. Aurat mulai tertutup dengan sempurna, bukan hanya sebagai simbol budaya, tetapi sebagai bentuk ibadah kepada Allah.

Perubahan ini menunjukkan bagaimana iman dapat mengubah perilaku dan budaya masyarakat secara drastis. Dakwah Nabi berhasil mengajarkan pentingnya menutup aurat, sehingga tindakan tersebut kini menjadi salah satu pilar utama dalam menjaga kehormatan dan identitas Muslim.

BPIP dan Tanggung Jawabnya

Dalam kasus pelepasan jilbab oleh anggota Paskibra, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ikut menjadi sorotan. Sebagai lembaga yang bertugas membina ideologi bangsa, BPIP memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga nilai-nilai luhur yang sesuai dengan Pancasila, termasuk menghormati keyakinan dan praktik agama masyarakat Indonesia.

Namun, dalam kasus ini, muncul pertanyaan tentang siapa sebenarnya yang berada di balik kebijakan yang memaksa atau mendorong anggota Paskibra untuk melepas jilbab. Apakah ada pihak-pihak di dalam BPIP atau lembaga terkait yang kurang memahami syariah atau bahkan dengan sengaja bertindak bertentangan dengan perintah Allah?

Meski demikian, tidak bijak untuk sepenuhnya menyalahkan lembaga ini tanpa memahami kompleksitas permasalahan yang terjadi. Bisa jadi, ada individu-individu di dalamnya yang kurang memahami atau bahkan dengan sengaja mengabaikan prinsip-prinsip syariah. Jika memang ada pihak yang seperti itu, maka mereka harus diingatkan akan tanggung jawab mereka kepada Allah dan kepada masyarakat Muslim.

Kenapa Pelepasan Jilbab Dibesar-besarkan?

Pelepasan jilbab oleh anggota Paskibra ini menjadi isu besar karena dianggap sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai syariah yang dijunjung tinggi oleh umat Islam. Sebuah tindakan yang mungkin bagi sebagian orang terlihat sederhana, namun memiliki dampak yang sangat besar dalam konteks keimanan dan ketaatan kepada syariah.

Di sisi lain, banyak orang mempertanyakan kenapa kasus-kasus pelepasan pakaian lain, seperti seragam atau pakaian minim, tidak menimbulkan reaksi serupa. Jawabannya terletak pada makna simbolis dari jilbab itu sendiri. Jilbab adalah perintah Allah yang langsung berhubungan dengan iman, dan ketika perintah ini dilanggar, maka reaksi umat pun cenderung lebih keras.

Refleksi: Peran Dakwah dalam Menjaga Iman dan Syariah

Kasus ini seharusnya menjadi refleksi bagi kita semua, betapa pentingnya peran dakwah dalam menjaga dan menguatkan iman umat. Sebagaimana dahulu dakwah berhasil merubah tradisi tawaf telanjang menjadi tindakan menutup aurat dengan sempurna, begitu juga saat ini, dakwah harus terus digencarkan untuk meneguhkan hati umat dalam menjalankan syariah, termasuk dalam hal menutup aurat.

Kesimpulannya, pelepasan jilbab oleh anggota Paskibra memang menjadi sorotan karena berkaitan langsung dengan syariah dan keimanan. Dalam Islam, menjaga aurat adalah bentuk ketaatan kepada Allah yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita perlu terus memperkuat iman dan ketaatan kita, serta mendukung dakwah yang mengajarkan nilai-nilai syariah kepada seluruh lapisan masyarakat.

Tamansari, 16 Agustus 2024

Saeed Kamyabi

Penulis Buku Menyingkap Tabir Rahasia Homeschooling