PedomanBengkulu.com - Provinsi Bengkulu, yang terletak di antara lautan dan pegunungan, memiliki kekayaan hutan yang sangat melimpah. Kekayaan ini menjadikan hutan Bengkulu berperan penting dalam penyerapan karbon di tingkat global.
Dalam sebuah Focus Group Discussion (FGD) yang diadakan di Gedung Layanan Terpadu Rektorat Universitas Bengkulu (UNIB), dibahas topik "Model Pembiayaan Biru Berbasis Ekosistem dalam Reduksi Risiko Bencana," dengan fokus pada peran hutan mangrove pesisir dan hutan tropis di Bengkulu.
Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, menyampaikan bahwa potensi sumber daya hutan di Bengkulu saat ini dapat menjadi sumber ekonomi baru jika dikelola dengan baik.
Tahun ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu menerima dana sebesar 11 miliar rupiah sebagai kompensasi karbon, seperti yang disampaikan oleh Gubernur Rohidin.
Gubernur Rohidin juga menambahkan bahwa luasnya lahan hutan di Bengkulu berkontribusi besar dalam mengurangi karbon yang dihasilkan oleh industri di Indonesia.
Sementara itu, Yondviter dari PKSPL Institut Pertanian Bogor (IPB) mengungkapkan bahwa hutan mangrove di Bengkulu juga berpotensi mengurangi kerugian materi akibat bencana hingga 400 miliar rupiah.
Dalam penelitian yang dilakukan, diperkirakan bahwa Bengkulu bisa mengalami kerugian sebesar 5,5 triliun rupiah jika terjadi gempa dengan skala 6/8 Skala Richter (SR) dan tsunami setinggi 6 meter. Namun, dengan penghijauan pesisir pantai menggunakan tanaman mangrove, kerugian tersebut bisa berkurang hingga 400 miliar rupiah.