Rejang Lebing- Kodim 0409 Rejang Lebong dalam kegiatan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 121 Di Kecamatan PUT melaksanakan penyuluhan Stunting. Penyuluhan ini dilakukan karena diwilayah Kecamatan PUT merupakan penyumbang angka stunting terbesar yakni sebanyak 38 anak yang terkena stunting di Kabupaten Rejang Lebong.
Data dari dinas Kesehatan Rejang Lebong, angka stunting Per Maret 2024 tercatat ada 254 balita stunting yang tersebar di 15 kecamatan. Rinciannya, 3 di Kecamatan Kota Padang, 38 di PUT, 22 di Sindang Kelingi, 5 di Binduriang, 11 di SBU, 11 di Sindang Dataran, 29 di Curup, 22 di Bermani Ulu, 11 di Selupu Rejang, 26 di Curup Selatan, 46 di Curup Tengah, 1 di Bermani Ulu Raya, 11 di Curup Utara dan 18 balita di Curup Timur. Hanya di SBI yang tidak ada.
" Pencegahan stunting ini menjadi salah satu kebijakan Nasional. Dengan adanya penyuluhan ini kita berharap pengetahuan masyarakat tentang Stunting. Dengan adanya pengetahuan maka pencegahan bisa dilakukan, "kata Dandim 0409 Rejang Lebong/ Dansatgas TMMD ke 121 Letkol. Arh. M. Erfan Yuli Saputro melalui, melalui Pasiter Satgas TMMD Kapten Cba Arif Parwoko.
Ditambahkan Pasiter, pihaknya dalam kegiatan penyuluhan tersebut melibatkan tenaga kesehatan sebagai nara sumber dan peserta dari kalangan ibu ibu perwakilan setiap desa di kecamatan PUT. Kegiatan dilaksanakan bertempat di SD 166 PUT dan dihadiri langsung Dandim 0409 RL ,Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu Zamhari Bahrun
" Kita membrikan pengetahuan kepada peserta ciri ciri anak terkena stunting. Upaya pencegahan stunting sejak dini dari pasangan usia subur dan ibu hamil. Diakhir acara kita membrikan vitamin kepada peserta yang disediakan BKKBN sedangkan Dandim memberikan Abon lele sebanyak 300 paket kepada peserta, " ungkap Arif
Arif menambahkan ciri ciri anak yang terkena stunting yakni ketika kondisi anak lebih pendek dibandingkan anak-anak lain seusianya, atau tinggi badan anak berada di bawah standar. Standar yang dipakai sebagai acuan adalah kurva pertumbuhan yang dibuat oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
" Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih di dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan protein. Stunting pada anak bisa disebabkan oleh masalah pada saat kehamilan, melahirkan, menyusui, atau setelahnya, seperti pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi. Selain nutrisi yang buruk, stunting juga bisa disebabkan oleh kebersihan lingkungan yang buruk, sehingga anak sering terkena infeksi. Pola asuh yang kurang baik juga ikut berkontribusi atas terjadinya stunting. Buruknya pola asuh orang tua sering kali disebabkan oleh kondisi ibu yang masih terlalu muda, atau jarak antar kehamilan terlalu dekat, " Pungkaa Kapten Arif ( Julkifli Sembiring)