PedomanBengkulu.com - BENGKULU - Data mengejutkan dari hasil survey LSI Denny JA. Dimana pasangan Helmi-Mian menang di kalangan Partai Golkar.
Dijelaskan Direktur CPI LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, Helmi-Mian meraih suara sebesar 42,1%. Mengalahkan Rohidin-Meriani yang sebesar 35,5%.
Salah satu pengurus Partai Golkar yang enggan disebutkan namanya menerangkan, kondisi partainya memang terbelah menghadapi Pilgub 2024 ini. Hal ini disebabkan banyak faktor.
"Salah satunya adalah model kepemimpinan Ketua DPD Golkar Provinsi Bengkulu yang dinilai arogan," jelasnya, Kamis (3/10).
Dia pun mencontohkan, banyak senior-senior Golkar yang terbuang lantaran Ketua DPD Partai Golkar Bengkulu yang sangat primordial dan dianggap membangun dinasti politik.
Di Bengkulu Selatan misalnya, Adik Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bengkulu dimajukan untuk menjadi Calon Wakil Bupati. Padahal partai berlambang pohon beringin itu memiliki kader terbaik yang juga petahana yaitu Rifai Tajudin.
Kemudian ada Samsu Amanah, yang dinilai paling layak menjadi Ketua DPRD Provunsi Bengkulu. Tapi yang dipilih malah kader lain. "Suara Samsu Amanah itu pada Pileg lalu besar, dia juga Sekretaris DPD, harusnya dia yang jadi ketua DPRD," ujarnya.
Untuk menaikkan Derta Rohidin, istrinya, menjadi anggota DPR RI, Ketua DPD Golkar tega menenggelamkan mantan Ketua Pemenangannya yakni M Soleh.
"Pak Soleh itu kan pernah berjuang, tak hanya tenaga tapi juga materi, untuk Pak Rohidin saat Pilgub dulu. Eh, malah ditenggelamkan," kata dia.
"Ditenggelamkannya pak Soleh tentu berdampak besar. Beliau itu kan tokoh Rejang, dan juga pernah jadi Ketua DPD RI," imbuhnya.
Penegasian tokoh senior Partai Golkar seperti Riskan Effendi juga berdampak pada Pilgub dan memutuskan mendukung Helmi. Bahkan, di Bengkulu Utara, Imron Rosyadi tegas mendukung Helmi-Mian.
"Beberapa senior Golkar akhirnya mendukung Helmi Hasan dan Mian pada Pilgub kali ini," kata dia. Akibat manuver politik Ketua DPD Partai Golkar ini, sambungnya, mesin partai Golkar tidak berjalan. "Banyak barisan sakit hati di Golkar karena Pak Rohidin sendiri," pungkasnya.