PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Pencoblosan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gubernur Bengkulu 2024 makin dekat sekitar sebulan lagi, tepatnya 27 November 2024. Tubuh Partai Golongan Karya (Golkar) Bengkulu disinyalir goyang. Pasalnya, satu demi satu kader terbaiknya meninggalkan sang Ketua DPD Tingkat Provinsi yakni Rohidin Mersyah khususnya pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Bengkulu 2024 dan lebih mendukung calon lain.
Padahal, Wakil Ketua DPD Partai Golkar Tingkat I Provinsi Bengkulu Sumardi beberapa waktu lalu telah memperingatkan, agar Kader Golkar tegak lurus mendukung Rohidin Mersyah dan kader yang abu-abu dukung Rohidin dipersilahkan mundur.
"Pada Pilgub jelas Golkar mengusung Ketua DPD 1 yang juga petahana Gubernur Rohidin Mersyah berpasangan dengan Meriani. Jadi jika ada yang abu-abu memberikan dukungan, khususnya kader silakan mundur saja," ungkap Sumardi dalam keterangannya, Rabu (11/9/2024) lalu.
Namun peringatan tersebut bak dianggap gertakan sambal. Kendati telah diperingatkan keras, namanya politik tetap saja dinamis, sejumlah Kader Golkar memutuskan mendukung calon lain ketimbang Rohidin. Bahkan, salah satu kader terbaik Golkar yang sudah berkiprah ditingkat nasional pun membelotkan dukungannya, mendukung penuh calon lain.
Kader-kader Golkar Bengkulu yang terang-terangan mendukung calon lain diantaranya Rifai Tajudin dari Bengkulu Selatan, Zulkarnain Kaka Jodho dari Kota Bengkulu, Imron Rosyadi dari Bengkulu Utara. Dan yang paling mengejutkan itu M Saleh, politisi ulung yang diketahui merupakan salah satu mesin partai Golkar terang-terangan menyatakan dukungan penuh kepada Helmi Hasan pada Pilgub Bengkulu 2024.
"Saya dulu mendukung bapak itu (Rohidin red-). Sekarang saya mendukung bapak ini (Helmi red-). Ada alasan yang prinsip kenapa saya mendukung pak Helmi Hasan. Tidak lain dan tidak bukan, hanya satu tujuan, kita memiliki visi dan misi yang sama, mengharapkan perubahan di Provinsi Bengkulu ini dengan Gubernur baru Helmi Hasan, karena sudah sekian tahun tidak ada perubahan apa-apa di Provinsi Bengkulu," jelas M Saleh di acara deklarasi dukungan Ikatan Keluarga Rejang se Provinsi Bengkulu untuk Helmi-Mian, Jumat (1/11/2024) malam.
Mantan Ketua DPD RI dan Mantan Anggota DPR RI ini menyadari, bahwa sikapnya memberikan dukungan kepada calon lain sangat berisiko, karena tidak menutup kemungkinan ia dipecat dari partai. Namun dia telah siap dengan segala risikonya.
"Mendukung penuh Helmi-Mian ada risiko bagi saya, mungkin setelah ini saya dipecat dari sebuah partai (Golkar red-). Tapi saya siap dengan segala risikonya. Kalau setelah ini saya dipanggil atau apa ya sudah lah. Tapi yang terpenting saya punya prinsip, jangan hanya abu-abu," jelas Tokoh Rejang Bengkulu ini.
Selain dari kader-kader yang telah terang-terangan mendukung calon lain, tidak menutup kemungkinan juga ada kader Golkar yang memberikan dukungan kepada calon lain, tetapi lebih memilih mendukung secara sembunyi-sembunyi atau pun kader abu-abu mendukung Rohidin ataupun kader dengan istilah main dua kaki.
Mantan Juru Bicara Rohidin Mersyah yakni Zulkarnain Kaka Jodho (ZKJ) beberapa waktu lalu menyatakan, Golkar sebagai salah satu partai besar di Indonesia sangat paham betul dengan komitmen dan loyalitas, namun dua hal tersebut yang tidak terjiwai oleh seluruh kader dan terutama pimpinan Partai Golkar Bengkulu.
Menurut kader Golkar ini, ada masalah pada pola Rohidin memimpin Golkar, sehingga Rohidin harus mengevaluasi caranya memimpin dan mengembangkan kader di Partai Golkar. ZKJ mencontohkan beberapa kader kompeten dan berpeluang bisa maju Pilkada, namun justru merasa terhambat oleh keputusan yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan partai.
“Saya kasih contoh, banyak kader partai Golkar yang sangat berkompeten dan memiliki peluang untuk maju di Pilkada, tapi dalam hemat saya, Pak Rohidin lebih mendorong kemauan pribadi, terlihat dari keputusan yang diambil tidak berpihak pada kepentingan Golkar,” jelas ZKJ.
ZKJ menyebutkan beberapa nama kader potensial yang menurutnya kurang mendapat dukungan dari Rohidin. Seperti di Kabupaten Lebong, Lofi memiliki peluang untuk dipasangkan dengan petahana, atau Wahono di Rejang Lebong yang juga memiliki kesempatan sama. Di Seluma dan Kota Bengkulu, nama Patriana Sosia Linda, yang memiliki rekam jejak politik mumpuni sebagai mantan anggota DPRD Kota Bengkulu dan Wakil Walikota, juga tidak mendapat dukungan yang cukup dari Rohidin.
“Ibu Patriana Sosialinda itu punya hasil survei yang bagus, tapi Rohidin sebagai ketua DPD Golkar justru meng-endorse kader partai lain. Situasi di Bengkulu Selatan sebagai bukti nyata bahwa kader aktif partai seperti Wakil Bupati yang notabene kader Golkar malah tersingkir demi kepentingan pribadi, yakni adik kandung Rohidin. Banyak tokoh Golkar yang militan dan telah berjuang lama bersama partai justru merasa ditelikung oleh kepentingan pribadi Rohidin. Pak Soleh, misalnya, lebih memilih mendukung pasangan calon lain. Imron Rosyadi pun demikian," terang ZKJ. (Tok)