Sticky

FALSE

Page Nav

HIDE

GRID

GRID_STYLE

Hover

TRUE

Hover Effects

TRUE

Berita Terkini

latest

Regulasi Komunikasi Sebagai Aparatur Pelindung Generasi Bangsa

OPINI : Regulasi Komunikasi sebagai Aparatur Pelindung Generasi Bangsa

PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Ada yang menjadi keresahan di masyarakat terkait perubahan zaman yang juga selaras dengan kemajuan teknologi terkini. Tidak dapat dipungkiri bahwasanya seiring dengan zaman yang semakin berkembang, kekuatan teknologi menjadi sangat penting perannya untuk setiap individu dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Transformasi digitalisasi tidak terjadi semata-mata hanya karena pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga perkembangan yang menyertainya di berbagai prospek kehidupan.

Digitalisasi yang dialami oleh negara Indonesia tidak hanya sampai pada penggunakan sosial media sebagai wadah komunikasi baik massa maupun individu, tetapi juga sudah mencapai kepada industri hiburan yang salah satunya adalah game online. Game online merupakan bentuk permainan yang terhubung melalui internet. Game online tidak terbatas pada perangkat yang digunakan, karena game online dapat dimainakn melalui komputer, laptop, gawai, ataupun perangkat lainnya, sejauh perangkat tersebut dapat terhubung langsung dengan internet. (Zebech, 2012).

Selain merambat pada segala bidang dan aspek kehidupan, perkembangan teknologi ini juga turut menyirami semua generasi, mulai dari generasi paruh baya, dewasa muda, bahkan sampai generasi paling kecil, yaitu anak-anak usia dini. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, karena sejatinya penyebaran internet sudah sangat luas dan sulit untuk dikendalikan, sehingga konsumsi media yang dilakukan oleh anak-anak menjadi sangat tidak tersaring. Memungkinkan mereka mengakses segala bentuk media baik dari dalam maupun luar negeri. Salah satunya adalah memaikan game online di berbagai server.

Permainan game online ini pada umumnya dapat diakses oleh siapa saja, dari kalangan apa saja, dan pada usia berapa saja. Hal ini yang kemudian menimbulkan keresahan di masyarakat, terutamanya orang tua. Anak-anak yang usianya belum matang, masih membutuhkan bimbingan orang dewasa dalam pengambilan keputusan seringnya terjebak pada permainan yang memberikan mereka tekanan, baik secara verbal maupun mental.

Ketika anak-anak yang usianya masih belum cukup itu mengenal permainan yang membutuhkan mereka mengambil tindakan dan keputusan cepat, mereka akan mengalami tekanan yang menyebabkan mereka tidak dapat mengontrol emosi, sehingga ledakan emosional akan terjadi tatkala mereka mendapati diri mereka kalah dalam permainan. Selain itu, jiwa kompetitif anak-anak yang tidak dapat diredam juga melahirkan embrio masalah baru. Mereka akan memaikan game online tersebut sampai akhirnya mereka menang dan menemui kepuasan setelahnya. Sehingga menumbuhkan seorang pribadi dengan manajemen emosi yang buruk. Hal ini tentu akan berpengaruh untuk kehidupan mendatang anak tersebut.

Kontrol emosi yang tidak baik akan menyebabkan anak-anak sulit mengembangkan system motorik, menghambat mereka untuk memahami hal-hal yang berhubungan dengan komunikasi dan kehidupan bersosial, dan mengucilkan mereka dari masa tumbuh kembang yang sehat.

Adapun di sisi lain, kebijakan komunikasi sangat dibutuhkan dalam pencegahan hal ini. Kebijakan komunikasi memiliki banyak pengertian, salah satunya dari Unesco bahwa kebijakan komunikasi sebagai akumulasi prinsip-prinsip dan juga norma-norma yang sengaja diciptakan untuk mengatur perilaku dalam system komunikasi.

Dalam hal ini, regulasi dan kebijakan komunikasi sangat diharapkan dapat mencegah terjadinya kecacatan tumbuh kembang emosional generasi bangsa dengan cara membatasi usia permainan game online yang membutuhkan strategi dan pengambilan keputusan cepat dan tepat dalam sistem permainannya.

Dengan adanya batasan usia yang gamblang, akses internet kemudian akan secara otomatis menutup portal game online tersebut untuk anak-anak yang belum memenuhi persyaratan umur, sehingga mereka tidak akan mampu mengakses permainan-permainan tertentu. Kebijakan ini diharapkan sanggup menjadi payung pelindung bagi tunas-tunas bangsa yang akan menjadi pilar yang membangun Indonesia untuk masa yang lebih cemerlang.

Penulis : Putri Artsita Saraswati – Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi Universitas Bengkulu 2024