Oleh: Saeed Kamyabi
PedomanBengkulu.com, Saya sungguh terinspirasi dengan gebrakan Menteri Pertanian Andi Amran yang mendorong para pemuda millenial untuk menjadi petani. Padahal sebenarnya Indonesia adalah negara maritim terbesar di dunia, dengan luas wilayah laut mencapai 6,4 juta kilometer persegi, atau sekitar 70% dari total wilayah negara. Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, Indonesia memiliki potensi kekayaan laut yang luar biasa.
Ironisnya, sektor ini sering kali dianggap sebagai pilihan karier yang kurang menarik, terutama bagi generasi muda. Padahal, jika dikelola dengan benar, kekayaan laut Indonesia dapat menjadi "ATM tak terbatas" yang mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat, bahkan lebih hebat daripada sektor pertanian.
Kekayaan Laut Indonesia: Fakta dan Angka
1. Potensi Sumber Daya Ikan
Indonesia memiliki potensi lestari sumber daya ikan mencapai 12,5 juta ton per tahun. Dari angka ini, baru sekitar 7 juta ton yang dimanfaatkan. Hal ini menunjukkan masih ada potensi besar yang belum tergarap optimal.
2. Ekspor Produk Perikanan
Tahun 2023, ekspor produk perikanan Indonesia mencapai lebih dari USD 6 miliar. Negara-negara seperti Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa adalah pasar utama, dengan permintaan yang terus meningkat.
3. Kekayaan Lainnya
Selain ikan, kekayaan laut Indonesia meliputi rumput laut (menyumbang 80% dari produksi dunia), mutiara, garam, hingga pariwisata bahari. Potensi ini mampu memberikan nilai tambah ekonomi yang besar.
Kenapa Laut Harusnya Lebih Menarik dari Pertanian?
- Tanpa Menyiram atau Memupuk
Berbeda dengan pertanian yang membutuhkan tanah subur, pemupukan, dan penyiraman, laut tidak memerlukan intervensi manusia untuk menghasilkan. Ikan dan sumber daya laut lainnya tumbuh dan berkembang secara alami dengan izin Allah.
- Bisa Panen Tiap Hari
Laut memungkinkan "panen" kapan saja, tiap hari, siang atau malam. Dengan alat tangkap modern dan strategi manajemen yang tepat, nelayan dapat memperoleh hasil tangkapan yang melimpah.
- Pasar yang Luas
Kebutuhan protein dari ikan terus meningkat, baik di dalam negeri maupun pasar global. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor ini bisa menjadi sumber penghasilan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan sektor lain.
Kenapa Pemuda Tidak Tertarik ke Laut?
1. Minimnya Motivasi dan Edukasi
Banyak pemuda yang belum memahami potensi besar sektor kelautan. Pola pikir lama bahwa menjadi nelayan identik dengan pekerjaan berat dan berpenghasilan rendah masih melekat.
2. Kurangnya Fasilitas dan Dukungan
Di beberapa daerah, akses terhadap alat tangkap modern, teknologi, dan pelatihan masih terbatas.
3. Kurangnya Materi Spiritualitas dan Teknikal
Pendidikan tentang keberkahan bekerja di laut, yang sesuai dengan nilai spiritual, serta pelatihan teknis seperti pengelolaan hasil laut, masih belum memadai.
Peran Tim MQG Training untuk Motivasi Pemuda Milenial
Tim MQG Training berkomitmen untuk memberikan pelatihan dan motivasi kepada generasi milenial agar melihat laut sebagai ladang ibadah dan penghasilan yang berkah. Berikut langkah strategis yang diusulkan:
1. Edukasi dan Kampanye Positif
- Menggelar seminar, workshop, dan pelatihan untuk mengenalkan potensi kelautan.
- Menggunakan media sosial untuk mempromosikan kisah sukses nelayan modern.
2. Kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)
- Mengadakan program pelatihan keterampilan, seperti cara menangkap ikan yang berkelanjutan dan pengolahan hasil laut.
- Menyediakan alat tangkap modern melalui program bantuan pemerintah.
3. Motivasi Spiritualitas
Dalam Islam, laut adalah simbol keberkahan dan rahmat Allah SWT. Ayat-ayat seperti "Dan Dialah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan darinya daging yang segar" (QS. An-Nahl: 14) dapat menjadi penguat semangat generasi muda untuk berkarya di laut.
4. Teknologi dan Inovasi
- Memperkenalkan alat tangkap modern, seperti kapal berbasis teknologi GPS dan alat pendingin hasil tangkapan.
- Memberikan pelatihan pengelolaan hasil tangkapan agar bernilai tambah, seperti membuat produk olahan (misalnya nugget ikan, kerupuk, dan abon ikan).
Dukungan Pemerintah
Pemerintah Indonesia telah memberikan berbagai regulasi dan dukungan untuk memajukan sektor kelautan:
- Undang-Undang No. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam.
- Bantuan Alat Tangkap melalui program KKP untuk mendukung nelayan kecil.
- Pemberdayaan Ekspor dengan kemudahan perizinan untuk eksportir produk perikanan.
Pasar Luas dan Peluang Ekspor
- Dalam Negeri: Konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia masih rendah, yakni sekitar 56 kg/tahun. Dengan kampanye "Gemar Makan Ikan", konsumsi ini bisa ditingkatkan.
- Pasar Ekspor: Negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat terus mencari produk perikanan berkualitas tinggi, memberikan peluang besar bagi pelaku usaha.
Kesimpulan: Laut adalah ATM Gratis
Laut adalah sumber daya yang berlimpah dan dapat diakses setiap saat. Dengan manajemen yang tepat, sektor ini mampu memberikan penghasilan besar tanpa perlu kerja keras seperti di sektor pertanian. Saatnya generasi muda melihat laut sebagai peluang emas, bukan sekadar pilihan terakhir.
BSD City, 12 Dec 2024
Tim MQG Training siap menjadi mitra pemerintah dan masyarakat untuk membuka cakrawala baru bagi pemuda Indonesia. Dengan motivasi spiritual, pelatihan teknis, dan kerjasama lintas sektor, Indonesia dapat menjadi poros maritim dunia yang sesungguhnya.