Oleh: Saeed Kamyabi
PedomanBengkulu.com, Provinsi Bengkulu memiliki garis pantai sepanjang sekitar 525 kilometer yang membentang dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur. Dengan wilayah laut yang strategis, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, Bengkulu memiliki potensi kelautan yang besar. Sayangnya, potensi ini belum tergarap secara maksimal, dan perhatian terhadap sektor kelautan masih kalah dibandingkan dengan sektor daratan. Artikel ini akan membahas kekayaan laut Bengkulu, tantangan yang dihadapi, dan solusi untuk memaksimalkan peluang kelautan demi kesejahteraan masyarakat serta kontribusinya menuju visi Indonesia Emas 2045.
Kekayaan Laut Bengkulu
Laut Bengkulu kaya akan sumber daya ikan pelagis dan demersal, seperti:
1. Ikan Tuna dan Cakalang – Banyak ditemukan di perairan dalam.
2. Ikan Kembung dan Tongkol – Merupakan jenis ikan pelagis kecil yang melimpah.
3. Udang dan Cumi-cumi – Berpotensi untuk pasar ekspor.
4. Lobster – Banyak terdapat di perairan berkarang sekitar Bengkulu Selatan dan Kaur.
Selain itu, laut Bengkulu menyimpan potensi sumber daya non-ikan, seperti rumput laut, biota karang, dan potensi energi gelombang laut yang belum terkelola dengan baik.
Program Kelautan Antar-Kabupaten
Saat ini, pengelolaan laut di Bengkulu seringkali terfokus di kabupaten tertentu saja, sementara sinergi antar-kabupaten masih minim. Berikut adalah potensi program yang dapat diintegrasikan:
1. Kabupaten Mukomuko: Sentra pengolahan ikan tuna dan tongkol.
2. Kota Bengkulu: Pengembangan pelabuhan dan pasar ekspor hasil laut.
3. Kabupaten Seluma dan Kaur: Budidaya lobster dan rumput laut.
4. Kabupaten Bengkulu Selatan: Pengembangan wisata bahari dan konservasi karang.
Sinergi program ini dapat diwujudkan melalui kerja sama yang didukung pemerintah provinsi, sehingga tidak ada wilayah yang tertinggal dalam pembangunan kelautan.
Peluang Lapangan Kerja
Jika dikelola dengan baik, sektor kelautan Bengkulu dapat menciptakan ribuan lapangan kerja baru, mulai dari:
1. Nelayan dan Penangkap Ikan: Setidaknya 10.000 pekerjaan baru untuk masyarakat pesisir.
2. Pengolahan Hasil Laut: Industri pengemasan dan pengolahan ikan, udang, serta lobster.
3. Wisata Bahari: Operator wisata selam, perahu, dan pemandu wisata.
4. Peneliti dan Konservator: Lapangan kerja untuk akademisi dalam bidang kelautan.
Dengan perencanaan yang matang, sektor ini dapat menyerap lebih dari 20.000 tenaga kerja langsung dan ribuan pekerjaan tambahan di sektor pendukung.
Tantangan yang Dihadapi
Meski memiliki potensi besar, para nelayan di Bengkulu menghadapi beberapa kendala:
1. Keterbatasan Alat Tangkap: Banyak nelayan masih menggunakan alat tradisional yang tidak efisien.
2. Kurangnya Infrastruktur: Pelabuhan dan pasar ikan kurang memadai.
3. Minimnya Teknologi: Teknologi seperti GPS dan radar untuk mendeteksi ikan belum dimanfaatkan secara luas.
4. Perubahan Iklim: Cuaca ekstrem sering mempersulit aktivitas melaut.
Perhatian Terhadap Sektor Kelautan
Meskipun laut Indonesia, termasuk perairan Bengkulu, memiliki potensi yang sangat besar, perhatian dan anggaran yang dialokasikan untuk sektor kelautan masih relatif kecil dibandingkan dengan sektor pertanian dan pangan. Sebagai contoh, Kementerian Pertanian pada tahun 2025 mendapatkan anggaran sebesar Rp29,37 triliun, termasuk tambahan anggaran sebesar Rp21,47 triliun. Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan hanya mendapatkan anggaran sebesar Rp6,22 triliun untuk tahun 2025.
Perbedaan alokasi anggaran ini menunjukkan bahwa sektor kelautan belum mendapatkan perhatian yang sepadan, padahal potensi laut sangat besar dan dapat menjadi pendorong utama dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Solusi untuk Mengoptimalkan Potensi
1. Peningkatan Alat Tangkap Modern
Pemerintah dapat menyediakan alat tangkap modern seperti kapal motor, alat pancing longline, dan jaring purse seine. Dengan alat ini, nelayan bisa menangkap lebih banyak ikan, bahkan hingga ke perairan dalam.
2. Pelatihan Nelayan dan Teknologi
Memberikan pelatihan kepada nelayan tentang penggunaan teknologi, seperti radar ikan, GPS, dan aplikasi cuaca maritim.
3. Pembangunan Infrastruktur
Pelabuhan ikan di Mukomuko dan Kaur perlu dikembangkan agar mampu menampung kapal besar. Pasar ikan modern dengan fasilitas pendingin untuk menjaga kualitas hasil tangkapan.
4. Diversifikasi Ekonomi Laut
Selain menangkap ikan, nelayan dapat diarahkan untuk budidaya rumput laut, lobster, dan biota lainnya. Hal ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan.
5. Pengembangan Ekspor dan Branding
Dengan posisi strategis berbatasan dengan Samudra Hindia, Bengkulu dapat mengembangkan pasar ekspor hasil laut ke India, Sri Lanka, dan negara lain. Produk laut seperti tuna dan lobster dapat diberi branding lokal untuk meningkatkan nilai jual.
6. Konservasi dan Wisata Bahari
Potensi wisata bahari seperti snorkeling, selam, dan ekowisata dapat dikembangkan. Konservasi terumbu karang juga penting untuk keberlanjutan ekosistem laut.
Laut Bengkulu menyimpan peluang besar yang jika dikelola dengan baik, mampu menjadi penggerak utama ekonomi provinsi. Diperlukan sinergi antar-kabupaten, dukungan pemerintah, dan inovasi teknologi untuk merealisasikan potensi ini. Dengan langkah-langkah ini, Bengkulu dapat menjadi salah satu pusat ekonomi kelautan di Indonesia, menciptakan kesejahteraan bagi masyarakatnya, dan berkontribusi signifikan dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Insya' Allah.