Oleh: Irwan Sakaria
Ada saat-saat dalam sejarah ketika keberanian untuk bertindak bertemu dengan kekuatan kolaborasi. Sulawesi Selatan kini berada pada momen tersebut. Pertemuan tiga kepala daerah terpilih—Andi Rosman dari Wajo, Selle KS Dalle dari Soppeng, dan Syaharuddin Alrif dari Sidrap—menandai era Sinergi Baru dari Sulawesi Selatan. Dengan wilayah yang kaya akan potensi alam, budaya, dan sumber daya manusia, terbuka peluang besar untuk membangun masa depan yang lebih cerah melalui sinergi antardaerah. Langkah ini tidak hanya berarti kemajuan bagi ketiga kabupaten tersebut, tetapi juga memberi inspirasi bagi daerah lain di Indonesia. Ketika Wajo, Soppeng, dan Sidrap bergerak bersama dalam visi yang selaras, mereka menciptakan fondasi baru bagi pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan.
Mengidentifikasi Potensi, Membangun Kesempatan
Setiap kabupaten di Sulawesi Selatan memiliki kekuatan dan potensi unik yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan bersama. Kabupaten Wajo, Soppeng, dan Sidrap menunjukkan potensi luar biasa di sektor energi, pertanian, dan pariwisata yang, jika dikelola dengan baik, dapat menghasilkan peluang besar bagi ekonomi daerah.
Wajo memiliki peran strategis sebagai pusat energi dan agribisnis. Sejak 1997, Wajo telah menyuplai sekitar 315 megawatt listrik setiap tahunnya ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat melalui potensi gas alamnya. Selain itu, Wajo juga dikenal dengan hasil pertanian yang melimpah, seperti padi (800 ribu ton per tahun), kacang hijau (terbesar di Sulawesi Selatan), serta hasil ternak yang turut mendongkrak perekonomian. Pencapaian pertumbuhan ekonomi 3,28% dan PDRB per kapita sebesar Rp 55,51 juta semakin mempertegas posisi Wajo sebagai pemain penting dalam mendukung kemajuan sektor energi dan pertanian.
Soppeng memegang peranan penting dalam sektor pertanian dan pariwisata berbasis kearifan lokal. Beberapa produk unggulannya antara lain padi (180 ribu ton per tahun), cabe rawit (20 ribu ton per tahun), dan kelapa (10 ribu ton per tahun). Sektor-sektor ini mendukung perekonomian Soppeng yang tumbuh 5,54% pada tahun 2021. Potensi agrikultur yang besar memberi peluang untuk memperkuat ketahanan pangan dan membuka lebih banyak lapangan kerja. Dengan revitalisasi Danau Tempe, Soppeng akan semakin kokoh menjadi destinasi ekowisata yang berkelanjutan. Kami percaya ini bukan hanya akan memajukan pariwisata, tetapi juga membuka peluang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata berkelanjutan.
Sidrap tampil sebagai pionir dalam energi terbarukan, khususnya melalui Pembangkit Listrik Tenaga Angin Sidrap (Sidrap Wind Project), yang memiliki kapasitas 155,08 MW. Proyek ini, yang terdiri dari dua tahap, berkontribusi besar terhadap pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil di Sulawesi Selatan. Sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan juga berkontribusi besar terhadap 28,81% PDRB, yang memfasilitasi pertumbuhan berkelanjutan.
Danau Tempe, yang menghubungkan ketiga kabupaten ini, memiliki luas sekitar 350 km² dan potensi luar biasa sebagai sumber kehidupan bagi petani dan nelayan, serta sebagai tujuan ekowisata. Danau ini membentang di tiga kabupaten yaitu Wajo (150 km²), Sidrap (100 km²), dan Soppeng (100 km²). Andi Kaswadi Razak, Bupati Soppeng, menekankan pentingnya normalisasi dan revitalisasi Danau Tempe untuk menciptakan dampak ekonomi yang luas. "Dengan revitalisasi Danau Tempe, kami akan menciptakan peluang baru yang lebih besar untuk pertumbuhan ekonomi Soppeng, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menjadikan kawasan ini sebagai destinasi ekowisata berkelanjutan." Program normalisasi dan revitalisasi ini bertujuan untuk menciptakan dampak ekonomi yang besar, seperti pengembangan pulau buatan menjadi kawasan wisata, pertanian, dan inovasi ekologi. Proyek ini dipandang sebagai peluang untuk mendorong kawasan sekitar menjadi pusat ekonomi yang berkelanjutan.
Untuk memaksimalkan potensi ini, diperlukan kerangka kolaborasi yang melibatkan pemerintah, bisnis, dan masyarakat. Kereta Api Makassar-Parepare dan berbagai proyek infrastruktur lainnya turut mendorong perekonomian Sulawesi Selatan dengan dampak signifikan terhadap PDB dan penciptaan lapangan kerja. Kolaborasi ini tidak hanya mempererat hubungan antar kabupaten, tetapi juga menghubungkan sektor-sektor penting seperti energi terbarukan, pertanian, dan pariwisata, menciptakan ekonomi yang terintegrasi dan lebih resilient. Pengembangan infrastruktur seperti Kereta Api Makassar-Parepare menjadi kunci dalam meningkatkan konektivitas antar daerah, memungkinkan distribusi hasil pertanian dan perikanan yang lebih efisien, serta mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata. Dengan investasi yang masuk, sektor-sektor ini akan menghasilkan dampak yang lebih luas bagi perekonomian daerah.
Tidak hanya kabupaten Wajo, Soppeng, dan Sidrap yang memiliki potensi besar, tetapi daerah sekitar seperti Barru juga penting untuk mendukung kepentingan ketiga kabupaten tersebut. Pelabuhan Garongkong yang strategis di Barru menjadi akses vital bagi distribusi hasil pertanian dan perikanan dari Wajo, Soppeng, dan Sidrap ke pasar yang lebih luas. Kawasan Ekonomi Khusus Barru yang sedang dikembangkan dapat mempercepat pengembangan kawasan dengan konektivitas yang baik menuju Ibu Kota Negara (IKN), mendorong perekonomian regional. Kolaborasi antar kabupaten ini memberikan harapan untuk menghadirkan perekonomian yang merata, mulai dari daerah pusat hingga pelosok desa. Dengan sinergi ini, ketiga kabupaten dapat memanfaatkan infrastruktur Barru untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan daya saing produk daerah masing-masing.
Pemulihan sektor pariwisata global pada 2024 menjadi peluang besar bagi sektor pariwisata di Sulawesi Selatan. Sebanyak 1,1 miliar wisatawan internasional yang melakukan perjalanan pada 2024 menandakan hampir 98% pemulihan dibandingkan pra-pandemi. Ini membuka peluang baru untuk meningkatkan daya tarik wisata Sulawesi Selatan dengan penguatan keunggulan ekowisata yang ada, termasuk revitalisasi Danau Tempe. Keunggulan keindahan alam dan keberagaman budaya akan memberikan dorongan signifikan bagi sektor pariwisata daerah.
Pertumbuhan sektor pariwisata global, yang diiringi dengan meningkatnya pengeluaran wisatawan, memberikan dampak positif yang dapat dimanfaatkan oleh Sulawesi Selatan untuk mendongkrak pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata berkelanjutan.
Kolaborasi Merancang Kawasan Ekonomi Baru, Langkah Kolektif untuk Masa Depan
Melalui kolaborasi antar daerah, sektor pertanian, energi terbarukan, dan pariwisata yang terintegrasi, kita dapat membangun sebuah kawasan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan strategi yang tepat, kawasan Wajo, Soppeng, dan Sidrap akan berkembang pesat dan menjadi motor penggerak perekonomian Sulawesi Selatan.
Tentu saja, mengubah potensi menjadi kenyataan memerlukan strategi yang matang. Koordinasi antardaerah seringkali menghadapi kendala seperti perbedaan prioritas pembangunan, kesenjangan infrastruktur, dan birokrasi yang berbelit. Untuk menghadapi tantangan ini, kepemimpinan yang visioner menjadi kunci, diikuti oleh eksekusi yang konsisten. Infrastruktur harus menjadi prioritas utama. Peningkatan akses jalan penghubung, transportasi, hingga jaringan digital yang merata adalah fondasi bagi segala bentuk pembangunan ekonomi. Akses yang lebih baik tidak hanya memperlancar perdagangan tetapi juga membuka pintu bagi pariwisata dan investasi.
Salah satu langkah strategis adalah pembentukan kawasan ekonomi baru. Kawasan ini dapat dirancang untuk mengintegrasikan sektor agribisnis, pariwisata, dan industri kreatif dengan memanfaatkan teknologi modern. Wajo, misalnya, dapat mengoptimalkan produksi gas alam untuk energi bersih sekaligus mengembangkan pertanian berbasis inovasi teknologi. Soppeng, dengan potensi agrarisnya, dapat menjadi pusat pertanian organik yang dapat dipasarkan hingga skala global. Sementara itu, Sidrap bisa melanjutkan posisinya sebagai pusat pengembangan energi terbarukan. Melalui pengembangan pulau buatan yang ramah lingkungan di sekitar Danau Tempe, kita bisa menciptakan kawasan ekowisata yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga membantu pelestarian alam dan memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan. Bersama-sama, ketiga kabupaten ini dapat membentuk ekosistem ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan inovatif.
Sulawesi Selatan sedang menunjukkan sebuah peta jalan menuju masa depan yang lebih baik. Kerja sama antardaerah Sulawesi Selatan sedang menunjukkan sebuah peta jalan menuju masa depan yang lebih baik. Kerja sama antardaerah ini menunjukkan bahwa penggabungan kekuatan dapat memberikan dampak besar tidak hanya bagi satu kabupaten tetapi juga bagi wilayah yang lebih luas.
Namun, upaya ini hanya akan berhasil jika disertai dengan kolaborasi yang inklusif. Semua elemen masyarakat—pemuda, petani, pelaku UMKM, hingga penggerak pariwisata—memiliki tanggung jawab untuk turut serta. Para pemuda dapat menjadi ujung tombak inovasi, khususnya dalam menciptakan konten digital yang mempromosikan wilayah ini. Petani dan nelayan dapat menjadi bagian dari ekonomi yang lebih terintegrasi dan modern, sementara pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang digital untuk memperluas pasar mereka.
Dengan komitmen bersama, Sulawesi Selatan dapat menjadi contoh nyata tentang bagaimana potensi lokal yang digerakkan oleh kolaborasi dapat menciptakan manfaat luar biasa bagi masyarakat. Ini bukan sekadar mimpi, tetapi visi yang dapat diwujudkan melalui kerja keras, inovasi, dan ketulusan dalam melangkah bersama. Sinergi antara Wajo, Soppeng, dan Sidrap bukan hanya soal pencapaian dalam hitungan angka.
Ini adalah langkah konkret untuk menciptakan masa depan di mana masyarakat, dengan segala keberagaman dan kekuatan yang mereka miliki, bergerak bersama menuju kemajuan. Semua pihak memiliki peran penting untuk dimainkan, dan kini adalah waktunya untuk bergerak maju bersama.