PedomanBengkulu.com, Bengkulu - Guna mendorong masyarakat melakukan tindakan positif bagi kelestarian alam dan meningkatkan kesadaran menjaga lingkungan, Indonesia memperingati Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tanggal 10 Januari.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, Hari Lingkungan Hidup menjadi momen yang sangat baik untuk menegaskan komitmen berkolaborasi mengatasi tujuh besar masalah lingkungan.
"Yakni perubahan iklim, kelangkaan air, penggurunan, polusi air, hilangnya keanekaragaman hayati, pembuangan sampah dan polusi udara," kata Hj Leni Haryati John Latief kepada media soal Hari Lingkungan Hidup, Jumat (10/1/2025).
Alumni Magister Administrasi Publik Universitas Bengkulu ini menjelaskan, beberapa waktu terakhir bencana seringkali melanda berbagai daerah yang mengakibatkan kerugian material yang tidak sedikit.
"Di sebagian daerah ada yang mengalami kekeringan, sementara sebagian yang lain ada yang mengalami banjir dan longsor. Belum lagi gempa dan badai akibat perubahan iklim yang tak menentu," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menekankan, peran terbesar saat ini dipegang oleh presiden, para gubernur dan walikota serta bupati terpilih di seluruh tanah air.
"Kalau lingkungan terabaikan pengelolaannya, sebesar apapun kekuasaan tidak akan mampu membendung keperkasaan alam yang menimpakan bencana kepada suatu wilayah. Tapi saya optimis, presiden dan para kepala daerah yang baru saja terpilih adalah orang-orang yang peduli terhadap lingkungan hidup," imbuh Hj Leni Haryati John Latief.
Ketua Badan Majelis Taklim Masjid Dewan Indonesia (BKMM-DMI) Provinsi Bengkulu ini menambahkan, Bumi Rafflesia sendiri merupakan wilayah yang memiliki tingkat risiko tinggi terhadap ancaman bencana, di antaranya gempa bumi, tsunami, gunung api, banjir, tanah longsor, kekeringan, cuaca ekstrim, gelombang ekstrim dan abrasi, serta kebakaran hutan dan lahan.
"Mari kita bahu membahu bersama para kepala daerah terpilih memperbaiki tata kelola sumber daya alam agar pemanfaatan yang dilakukan tetap mensejahterakan, namun tidak sampai menyebabkan terjadinya bencana ekologis," demikian Hj Leni Haryati John Latief. [**]