PedomanBengkulucom, Bengkulu - Setelah disahkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (Permen KKP RI) Nomor 35/PERMEN-KP/2015 pada tahun 2015, setiap tanggal 13 Januari diperingati Hari HAM Nelayan dan Masyarakat Sipil sebagai bentuk dukungan atas perlindungan bagi orang-orang yang bergantung hidup pada hasil laut.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Leni Haryati John Latief mengatakan, Provinsi Bengkulu merupakan daerah dengan garis pantai sepanjang 525 kilometer tentu memiliki populasi nelayan dan masyarakat pesisir yang cukup besar yang membutuhkan perhatian khusus dari segi kesejahteraan.
"Pantai Bengkulu membentang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat hingga perbatasan Provinsi Lampung. Tentu nelayan dan masyarakat pesisir populasinya cukup besar. Saya sendiri tinggal berdomisili di pesisir Pantai Panjang Kota Bengkulu," kata Hj Leni Haryati John Latief, Senin (13/1/2025).
Alumni Magister Administrasi Publik Universitas Bengkulu ini menjelaskan, sebagian bagian dari nelayan dan masyarakat pesisir, ia sangat merasakan betapa beratnya hidup mereka bilamana menghadapi cuaca buruk yang berkepanjangan sebagaimana yang terjadi akhir tahun 2024 kemarin.
"Khususnya kehidupan para nelayan tradisional yang kadang terpaksa harus menghentikan aktivitas melaut yang membuat mereka harus bergelut dengan kondisi ekonomi yang semakin terjepit. Program bantuan pemerintah untuk kelompok seperti ini harus lebih diperbesar," ujar Hj Leni Haryati John Latief.
Pembina Bundo Kanduang Provinsi Bengkulu ini menekankan, Hari HAM Nelayan dan Masyarakat Sipil harus dapat menjadi momentum untuk mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan para nelayan dan masyarakat sipil yang tinggal di pesisir.
"Sebagai negara maritim dengan wilayah laut yang luas sudah semestinya kita memberikan perlindungan ekstra bagi pekerja informal di sektor kelautan dan perikanan. Bukan berarti selama ini saya menganggap pemerintah abai. Ada program seperti KUSUKA dan ini sangat bagus. Tapi harapannya ke depan lebih masif," ungkap Hj Leni Haryati John Latief.
Untuk diketahui, tujuan utama peringatan Hari HAM Nelayan dan Masyarakat Sipil adalah untuk merefleksikan dan mendukung peran nelayan serta mengoptimalkan potensi sumber daya laut guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Meski mata pencaharian di pesisir sangat beragam, kenyataannya kemiskinan di daerah pesisir masih menjadi masalah besar di negeri ini tak terkecuali di Provinsi Bengkulu. Sejumlah masalah yang dihadapi nelayan selain kemiskinan adalah gizi buruk, utang yang menumpuk dan konflik sosial. [**]