PedomanBengkulu.com, Rejang Lebong - Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Rejang Lebong menggelar seminar dan diskusi terkait faham radikal dan aliran kepercayaan di wilayah itu.
Kegiatan bertajuk "seminar mewaspadai esensi dan dinamika sosial terhadap faham radikal serta keberadaan aliran kepercayaan dan keagamaan di Kabupaten Rejang Lebong" tersebut digelar di aula Kantor PCNU Rejang Lebong dengan dihadiri oleh puluhan peserta.
Seminar dan diskusi ini sendiri diisi oleh 3 narasumber yakni dari PCNU, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Rejang Lebong, serta Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Ketua Tanfidziyah PCNU Rejang Lebong Mambrur Syah menyebutkan, seminar itu bertujuan untuk meningkatkan pemahaman organisasi masyarakat (Ormas) Islam dalam menangkal radikalisme dan aliran kepercayaan.
"Kemudian saling bersinergi, saling menghargai kemudian untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, menyebarkan Islam yang damai , yang ramah Islam yang rahmatan lil alamin," ujarnya .
Dalam upaya mengantisipasi dan menangkal faham radikalisme sendiri pihaknya melakukan berbagai upaya yakni, membumikan Islam yang rahmatan lil alamin pemahamannya, kemudian bekerjasama dengan berbgai pihak Ormas Islam untuk bersinergi agar menyampaikan pemahaman-pemahaman yang damai.
"Kemudian menggunakan media sosial seperti platform dakwah yangs ejuk yang santun kemudian mengimbau tokoh-tokoh untuk membumikan Islam yang sejuk dan damai," imbuhnya.
Sementara itu Ketua MUI Rejang Lebong M. Abu Dzar mengakui saat ini potensi faham radikal dan aliran kepercayaan masih ada di Kabupaten Rejang Lebong.
"Indikasi-indikasi faham radikal itu masih ada, itu tidak dapat kita pungkiri namun Alhamdulillah dalam kondisi yang aman yang kondusif," bebernya.
Dengana danya kegiatan seminar itu sendiri menurutnya bisa meminimalisir bahkan menghilangkan berkembangnya faham radikal di masyarakat.
"Oleh karena itu dari pihak-pihak terkait dari pemerintah agar menyokong membiayai kegiatan-kegiatan seperti ini, jangan sekali ini saja, kita adakan dalam kegiatan forum berbeda tema berbeda dan dengan peserta yang berbeda," harapnya. (Julkifli Sembiring)