Sabtu, 15 Maret 2025, Masjid Raya Baitul Izzah di Bengkulu menjadi saksi bersejarah atas kunjungan empat jamaah dari Makkah menyambut undangan khusus Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan. "Inilah jamaah dakwah pertama yang masuk ke Masjid Baitul Izzah" jelas Haji Syahril, penunjuk jalan.
Sebelumnya, rombongan sempat melaksanakan Sholat Subuh di Masjid Al Anshar Sukarami yang turut dihadiri langsung oleh Gubernur Helmi Hasan. Kegiatan utama dilaksanakan selepas Sholat Zuhur di Masjid Raya Baitul Izzah, dihadiri puluhan jamaah setempat.
Salah seorang tamu asal Makkah, Syaikh Qutub Abu Nadzir, memberikan sambutan perkenalan dalam bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Ustadz Saeed Kamyabi, pendamping rombongan dari Jakarta. Syaikh Qutub membuka perkenalannya dengan mengutip Surah Al-Hujurat ayat 13: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal...” (QS. Al-Hujurat: 13).
Syaikh Qutub menegaskan, “Kedatangan kami ke Bengkulu semata-mata karena Allah, bukan untuk mencari keuntungan duniawi. Kami ingin belajar dan mengajak saudara-saudara untuk bersama-sama belajar meneladani kehidupan Rasulullah SAW dan para sahabatnya.”
"Kami datang bukan untuk mengajari Saudara perkara agama, tapi untuk saling mengingatkan berzikir kepada Allah dan mempersiapkan bekal akhirat. Cobalah lihat di sekeliling kita, berapa ramai orang yang lalai dari Allah SWT, mendengar panggilan azan tapi tidak ke masjid." ungkapnya.
Menjelang ashar beberapa orang jamaah keluar dari masjid untuk bersilaturahmi kepada warga sekitar, kemudian selepas sholat seorang jamaah bernama Ibrahim Mousa menyampaikan ceramah tentang penting iman dan amal saleh, yang diterjemahkan oleh Ustaz Ma'ruf, pimpinan jamaah tabligh di Bengkulu.
Sekilas Sejarah Masjid Raya Baitul Izzah
Buya Yulkamra, pengurus masjid, memperkenalkan sejarah transformasi masjid yang awalnya bernama Masjid Raya Bengkulu. Pada periode 1995–1997, masjid ini direnovasi besar-besaran di bawah kepemimpinan Gubernur Bengkulu saat itu, Adjis Ahmad, dan resmi berganti nama menjadi Masjid Raya Baitul Izzah pada tahun 2000. Nama Baitul Izzah dipilih sebagai simbol kebanggaan dan keagungan Islam di Bengkulu.
Sekilas Profil Masjid Raya Baitul Izzah
- Luas tanah: 2,5 hektar.
- Luas bangunan: 7.000 m² (kapasitas 5.000 jamaah).
- Fasilitas:
1. Ruang sholat utama bertingkat dua dengan kaligrafi megah.
2. Perpustakaan Islam berisi kitab klasik hingga kontemporer.
3. Ruang kelas pendidikan Al-Qur’an dan kajian agama.
4. Auditorium serbaguna berkapasitas 500 orang.
5. Area parkir luas dan area wudhu modern.
Di Masjid Raya Baitul Izzah, jamaah Makkah akan Ittikaf selama 2 hari. Selanjutnya, mereka akan ke Kepahiyang dan Curup untuk berdakwah dan silaturahmi dengan masyarakat setempat. Rombongan direncanakan kembali ke Jakarta pekan depan dan seterusnya akan pulang ke Saudi Arabia.
Buya Yulkamra yang didampingi Buya Julisman, menyampaikan apresiasi atas kunjungan ini: “Ini adalah momen berharga bagi kami untuk memperkuat jaringan dakwah global. Semoga kerja sama seperti ini terus berlanjut.” harap Buya Yulkamra.(sangsaka)