BENGKULU, PB - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu kembali mencatat jumlah penduduk miskin di provinsi Bengkulu per Maret 2016 hasilnya mencapai 328,61 ribu orang atau
sebesar 17,32 persen.
Baca juga : Kemiskinan Suburkan Terorisme dan Komunisme
Dengan demikian angka tersebut berkurang sebesar 5,46 ribu orang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di Provinsi Bengkulu pada bulan Maret 2015 sebesar 334,07 ribu orang atau sebesar 17,88 persen.
Kepala BPS provinsi Bengkulu Aden Ghultom mengatakan bahwa nelayan dan buruh masih mendominiasi penduduk miskin di Bengkulu. Beras menjadi peringkat pertama penyumbang kemiskinan dengan persentase 21,52 persen, menyusul rokok kretek filter sebesar Rp 10,22 persen.
"Penduduk miskin adalah kelompok marginal seperti petani, nelayan dan buruh pabrik dengan pengeluaran perkapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Dan mereka ini sulit diakses pemerintah," kata Aden, Senin (18/7/2016).
Menurutnya, meskipun ada penurunan, angka kemiskinan di Bengkulu tidak pernah turun dari angka 17 persen sejak 2012 lalu. Bahkan, pada maret 2013, angka kemiskinan pernah menyentuh angka 18,34 persen.
Kebijakan pemerintah, sambung dia, sangat berpengaruh bagi pengentasan kemiskinan di daerah ini, yang masih menempati posisi ke enam termiskin di Indonesia dan nomor satu di Sumatera.
"Pemberian bantuan kepada UMKM tidak sepenuhnya membantu pengentasan kemiskinan, karena yang miskin itu bukan pengusaha UKM, tetapi petani, buruh dan nelayan," kata Aden.
Ia mengusulkan sebaiknya pemerintah melakukan intervensi langsung ke masyarakat miskin, dengan memanfaatkan data by name by adress yang dimiliki pemerintah.
Ia mencontohkan jika petani gurem, sebaiknya diberi bantuan bibit. Begitu juga dengan nelayan yang membutuhkan bantuan alat tangkap.
"Kita kan punya dana, langsung ke sasarannya. Jangan secara keseluruhan," pungkasnya. [MS]